Monkasel, Monumen Kapal Selam Surabaya
by Atap Rasa
Daftar isi
Mengenal Lebih Dekat Monumen Kapal Selam Surabaya
Monkasel adalah singkatan dari Monumen Kapal Selam. Surabaya merupakan kota yang kaya akan monumen langka dan tidak terdapat di tempat lain. Salah satunya adalah Monumen Kapal Selam, yang juga dikenal dengan sebutan Monkasel. Monumen ini berada di Jl. Pemuda No.39, kawasan Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Lokasi monkasel ini tidak jauh dari Monumen Bambu Runcing, tidak lebih dari 1 KM, salah satu monumen yang dibangun untuk mengenang perjuang terdahulu yang hanya bersenjata bambu runcing. Indonesia cukup bangga memiliki Monumen Kapal Selam, sebab tidak semua negara memiliki monumen sebagaimana yang dimiliki Indonesia tersebut.
Di dunia hanya terdapat beberapa negara yang memiliki Monumen Kapal Selam. Selain menjadi monumen kapal yang paling besar di kawasan Asia, monumen ini juga hanya dimiliki oleh kurang dari lima negara di dunia. Itulah mengapa, Monumen Kapal Selam yang dimiliki Indonesia, menjadi sebuah tujuan wisata bukan hanya oleh masyarakat dalam negeri tapi juga oleh wisatawan luar negeri.
Selain Indonesia, negara yang memiliki monumen seperti ini adalah negara Inggris. Bahkan, Inggris memiliki dua monumen sejenis yang juga digunakn sebagai sarana edukasi. Monumen ini menggunakan kapal selam asli yang sudah tidak lagi aktif di dunia pelayaran. Kapal ini merupakan kapal milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, yang dibuat oleh Uni Sovyet pada tahun 1952.
Monumen Kapal Selam merupakan salah satu museum yang dimiliki Kota Surabaya selain Museum Siola, Museum W.R. Soepratman, Museum House of Sampoerna, Museum Bank Indonesia, Museum Kesehatan, dll. Jenis kapal selam yang digunakan sebagai museum kapal selam ini adalah KRI Pasopati, dengan nomor lambung 410. Kapal selam ini merupakan jenis kapal selam yang dirancang untuk bisa menyelam di laut yang dingin, dengan type Whiskey Class. Whiskey Class memiliki tugas pokok menghancurkan garis lintas musuh (anti shipping). Kapal selam buatan Vladi Rusia yang mulai diproduksi tahun 1952 ini mulai digunakan TNI AL (Satselarmatim) tahun 1962.
Sejarah Monumen Kapal Selam
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kapal selam Pasopati merupakan jajaran kapal selam pertama yang masuk ke pankalan TNI AL pada 29 Januari 1962. Kapal selam ini merupakan salah satu jenis kapal dari 10 kapal selam yang jenisnya sama, yang turut berperan dalam perjuangan tentara merebut Irian Barat yang dikuasai Belanda.
Kapal selam Pasopati kemudian menjadi salah satu tulang punggung kekuatan TNI AL dalam menjaga kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Hal ini karena wilayah Indonesia yang sebagian besar merupakan kawasan lautan, sehingga membutuhkan pengawasan yang kuat agar terhindar dari ancaman penguasaan negara lain.
Setelah tidak lagi difungsikan di lautan, muncul ide untuk menggunakan kapal selam tersebut sebagai monumen. Tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, mengenai perjuangan para tentara selama merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini. Kota Surabaya dipilih sebagai tempat untuk mendirikan Monumen Kapal Selam tersebut, dengan alasan bahwa di Surabaya merupakan kota Pahlawan. Di tempat ini pula pernah terjadi peristiwa sejarah dalam upaya mengusir penjajah yang kemudian dikenang dengan adanya hari Pahlawan.
Akhirnya, pada tanggal 20 Juni 1998, pendirian Monumen Kapal Selam ini pun terwujud. Dimana dalam proses pemindahan kapal selam ini ke atas daratan, dibutuhkan perjuangan yang tidak sedikit. Dimana kapal selam tersebut harus dipotong menjadi 16 bagian. Mengingat ukuran kapal selam sendiri sangat besar yaitu memiliki panjang 76,6 meter dan lebar 6,30 meter. Setelah dipotong, kemudian dirakit utuh kembali dan difungsikan sebagai monumen yang bisa dinikmati hingga sekarang ini.
Bentuk Dan Ruang Monkasel
Bagi sebagian pengunjung, terutama yang belum pernah masuk ke dalam kapal selam mungkin akan merasa bingung dengan bagian bagian Monumen Kapal Selam ini. Dengan lebar hanya 6,30 meter, membuat ruangan dalam monumen terasa sangat sempit. Pintu yang menghubungkan antar ruangan, hanya bisa dilewati oleh 1 orang. Dan bagi mereka yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata, harus sedikit membungkuk untuk melewati pintu tersebut. Selain itu, pengunjung juga akan kurang leluasa berada di dalam kapal selam tersebut. Mengingat banyak peralatan yang terpasang di dinding kapal. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan suasana sebagaimana pada saat kapal tersebut masih aktif berlayar di laut.
Namun demikian, Anda tidak perlu khawatir merasa panas di dalam kapal. Sebab, Monumen Kapal Selam ini sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan untuk membuat pengunjung tidak merasa gerah. Anda juga bisa melihat suasana di luar kapal dengan menggunakan periskop yang masih berfungsi normal. Periskop ini berfungsi sebagai pengintai pada saat kapal hendak muncul ke permukaan guna melihat situasi di permukaan laut.
Konsep Dan Bagian Bagian Monumen Kapal Selam
Sebagai Monumen Kapal Selam terbesar di Asia, pembangunan Monkasel Surabaya bertujuan sebagai tempat wisata sejarah sekaligus sebagai obyek pelestarian warisan Negara. Berikut konsep utama monumen yang dibangun dari ide para sesepuh ALRI:
- Tempat wisata baru di Jawa Timur
- Warisan sejarah yang mencerminkan Negara Maritim
- Sebagai obyek konservasi
- Kenangan yang didedikasikan kepada pejuang
Bagian-bagian Monumen Kapal Selam terdiri dari:
- Ruang haluan Torpedo, dipersenjatai 4 torpedo propeller, juga sebagai tempat penyimpanan torpedo
- Ruang Komandan, Ruang Makan, dan Ruang Kerja. Di bawah dek adalah Ruang untuk Baterai I
- Jembatan utama dan Pusat Komando. Penyimpanan Makanan di bawah dek
- Ruangan Awak Kapal, Dapur, dan penyimpanan untuk Baterai II di bawah dek
- Ruangan Mesin Diesel dan Terminal Mesin
- Kamar Mesin Listrik
- Ruangan Torpedo untuk bagian buritan. Berisi dengan 2 buah Torpedo.
Spesifikasi Kapal Selam KRI Pasopati 410:
- Panjang: 76,6 m
- Lebar: 6,30 m
- Kecepatan: 18.3 knot di atas permukaan, 13,6 knot di bawah permukaan
- Berat penuh: 1.300 tons
- Berat kosong: 1.050 tons
- Kemampuan penemuan: 8.500 mil laut
- Baterai: 224 unit
- Bahan Bakar: Diesel
- Persenjataan: 12 Torpedo Uap Gas
- Panjang: 7 m
- Baling-baling: 6 lubang
- Awak kapal: 63 orang termasuk Komandan
Harga Tiket Masuk Monkasel
Dengan harga tiket masuk hanya sebesar Rp. 15.000,- (01 maret 2018), Anda bisa menikmati kenangan di masa perjuangan melalui Monumen Kapal Selam tersebut. Sebab, di dalam kapal masih terlihat ruangan para awak kapal, termasuk juga keberadaan tempat tidur susun dari para prajurit. Ruangan lain yang bisa ditemukan adalah ruangan komandan. Ruangan ini masih terdapat dipan, lemari, meja serta kursi yang digunakan oleh komandan kapal selam di masa lalu. Ukuran kamar komandan ini cukup sempit hanya 2 x 1,5 meter saja.
Di tempat ini, Anda bisa mengetahui data serta foto para komandan KRI Pasopati dari masa ke masa. sejak dari pertama kali datang ke Indonesia, hingga berakhirnya tugas kapal selam tersebut. Di akhir perjalanan menyusuri Monumen Kapal Selam ini, Anda akan menjumpai ruangan torpedo, yaitu senjata penghancur yang memang menjadi tugas dari kapal selam ini. – #BanggaSurabaya –
Recommended Posts
Oleh-Oleh Tradisi Khas Orang Indonesia
28 Maret 2019